Rabu, 15 Agustus 2012

Yang Akan Saya Lakukan Setelah Masuk MTI

Okay jadi ceritanya saya (atau kami) disuruh bikin essay tentang apa yang akan saya lakukan kalo saya diterima di MTI ITB. Apa itu MTI? MTI adalah Keluarga Mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Kenapa ga KMTI? Kata kakak-kakaknya sih karena tanpa kata keluarga pun, kita semua tau kalo kita udah keluarga kan? :)
ITB itu punya empat budaya kampus, yaitu berhimpun, kajian, kaderisasi, dan keprofesian. Nah sekarang, saya sedang mengalami satu fase yang merupakan bagian dari budaya itu, yaitu kaderisasi. Sebenernya buat apa sih kaderisasi? Yaa untuk menerima anggota baru di suatu organisasi agar tercipta kader-kader yang baik sesuai yang diharapkan organisasi tersebut.
Sekarang saya dan teman-teman dari TI MRI 2011 sedang mengalami fase kaderisasi. Kalau boleh jujur, apa sih tujuan utama saya ikut kaderisasi ini? Kalau kita pikir-pikir lagi, siapa juga yang mau (maaf) bersusah payah di hari liburan menyempatkan waktunya untuk PPAB? Iya sih untuk menyatukan angkatan, agar kita lebih dekat dan terbentuklah suatu keluarga baru, yaitu keluarga TI MRI 2011. Tapi, jujur, tujuan utama semua orang mengikuti kaderisasi ini adalah masuk himpunan, bukan? Lebih tepatnya lagi masuk MTI. Karena berhimpun merupakan budaya kampus yang sangat kental di ITB. Dengan berhimpun, banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan. Pengembangan diri dan minat, keprofesian, info akademik, dll, dan tentunya keluarga baru. Bahkan, kakak tingkat yang saya kenal bilang, beberapa dosen saat memberi nilai akademik memperhatikan apakah mahasiswa tersebut anak himpunan / bukan.
Yang awalnya saya sempat berpikir agak picik, “yang penting saya masuk himpunan, saya gak dikucilkan, dapet jaket deh”. Setelah beberapa hari melalui fase PPAB ini, pikiran itu sudah luntur sekarang. Kalau dipikir-pikir sangat sempit yaa punya pikiran seperti itu. Esensi dari kaderisasi ini sebenarnya, membentuk angkatan kami menjadi suatu keluarga, kenal, dan kompak satu sama lain sebelum bergabung dengan MTI yang kekeluargaannya sangat erat.
Jadi tujuan picik saya sekarang berubah, sebelum maju ke tahap ‘apa yang akan dilakukan setelah masuk MTI’, saya berpikir dulu apa yang harus saya sudah capai di masa PPAB ini. Saya ingin sesudah masa PPAB ini, saya sudah mengenal semua anak di TI MRI 2011 yang nantinya akan menjadi MTI 2011 (aamiin). Saya ingin sudah tidak ada lagi rasa canggung di antara kami, dan rasa peka saya terhadap keluarga saya di TI MRI 2011 tumbuh lebih dalam, karena dibutuhkan waktu yang tidak sedikit bagi saya untuk menjadikan kata ‘keluarga’ itu benar-benar meresap dalam hati.
Nah, itu kan harapan dan tujuan saya sendiri, setelah saya tau apa tujuan saya, baru deh saya berpikir apa yang akan saya lakukan setelah masuk MTI. Manfaat sudah diambil, keluarga sudah didapat. Tentulah saya harus melakukan timbal balik dengan kontribusi nyata untuk MTI.
Saya ingin saya bukan hanya mengenal TI MRI 2011 saja, tetapi juga kakak tingkat :) MTI kan keluarga besar, bukan hanya 2011. Mengenal disini bukan hanya kenal nama dan wajah sih, tapi juga mengenal layaknya keluarga. Karena kakak dari MTI yang saya kenal juga baru sedikit sih.
Kita ini kan sudah disubsidi rakyat untuk kuliah di ITB, biaya untuk menjadi seorang sarjana teknik tidaklah kecil. Sudah sepatutnya kita melakukan kontribusi nyata kepada masyarakat Indonesia. Seperti yang sudah dikatakan banyak kakak tingkat, kita merupakan orang terpilih bukan di Indonesia? Tidak banyak orang yang bisa mengemban perkuliahan di kampus ganesha kita tercinta ini, dan rakyatlah yang menyubsidinya.
Sebenarnya walaupun banyak orang mengatakan konsep “balas budi” kepada masyarakat, saya pribadi kurang setuju dengan konsep ini. Prinsip itu terasa kurang mengena di hati saya. Saya ingin melakukan pengabdian atau kontribusi nyata kepada masyarakat itu didasarkan dari kesadaran diri sendiri. Kesadaran akan bangsa kita saat ini yang butuh kemajuan, progres, dan tindakan dari kita, kaum civitas akademika karena kita memang wajib melakukan itu sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Seandainya ada dari kita yang mampu untuk membayar semua biaya perkuliahan tanpa subsidi sedikit pun (dan saya yakin pasti ada, bahkan banyak, yang mampu), apakah dia lantas tidak merasa bertanggung jawab atas bangsa ini? Tentu tidak. Maka dari itu, saya kurang setuju dengan konsep “berkontribusi karena disubsidi”.
Saya tertarik pada bidang KPM (Keprofesian dan Pengembangan Minat) di divisi keprofesian. Karena saya pribadi masih sedikit ‘abu-abu’ mengenai keprofesian setelah kita lulus nanti. Saya pribadi ingin menjadi pengusaha, tetapi tentunya dengan merintis karir sebagai eksekutif muda terlebih dahulu untuk pengalaman. Saya yakin dapat memperoleh ilmu yang sangat banyak dan pengalaman yang berguna untuk membangun usaha saya nantinya. Mungkin di divisi keprofesian ini kita dapat membangun usaha bersama dengan sesama anggota MTI.
Selain divisi keprofesian, saya juga tertarik dengan divisi PM (Pengabdian Masyarakat). Saya merasa lewat pengabdian masyarakat, saya melakukan kontribusi langsung dan nyata bagi masyarakat Indonesia. Saya telah membaca bahwa banyak sekali acara dan aktivitas sosial yang MTI lakukan sejauh ini, di antaranya MTI Adik Asuh (MTI AA), Kembali Bangun Desa (Kembang Desa), Donor Darah, ChariTI, Kunjungan Asyik & Qurban Yuk, Tim Taktis, dan Kunjungan Panti Jompo (sumber: mti.ti.itb.ac.id). Saya ingin pengabdian masyarakat ini bisa dirasakan langsung dampaknya. Apalagi melihat masyarakat bahagia dan tersenyum karena kerja keras kita merupakan suatu kepuasan tersendiri. Pengabdian masyarakat di MTI pun tidak main-main karena merupakan acara yang berkelanjutan dan berjangka panjang. Mulai dari MTI adik asuh yang pasti seru karena bisa berhubungan langsung dengan anak-anak kecil.
Selain divisi keprofesian dan pengabdian masyarakat, saya juga tertarik dengan divisi kekeluargaan. Divisi ini pasti dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan sense of belonging kita terhadap MTI. Mulai dari syukuran wisuda, arak-arakan wisuda, home tournament, event-event tertentu, dll. Pasti akan terasa seru dan tidak akan menjadi suatu beban, karena mengerjakannya pun bersama teman-teman yang sudah kita kenal, bahkan sudah dianggap layaknya keluarga. Saya sih berharap angkatan kami dapat membuat acara arak-arakan wisuda yang keren dan menang tentunya. Home tournament juga pastinya seru karena melombakan banyak permainan seperti olahraga voli, basket, futsal, bulu tangkis, pingpong, juga berbagai games seperti pes, dota dan masih banyak lagi. Dan mungkin berbagai acara lain seperti event tahunan 17 Agustus, Hari Kartini, dll yang bisa diadakan untuk memeriahkan himpunan MTI.
Diluar semua alasan yang saya utarakan diatas, hal yang paling penting adalah saya ingin mendapatkan pengalaman dari bergabung dengan MTI. Seperti yang dikatakan oleh kak Suryo Sasono, esensi dari kita berhimpun atau berkegiatan sesungguhnya agar kita mendapat banyak pengalaman, teman, belajar manajemen waktu yang baik, dll.
Sekian dari Ani :) Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar