Sabtu, 21 Juni 2014

Belum bisa terjawab

Ku tengadahkan wajahku menatap langit.
Yaa Allah, begitu luas langit dan bumi milikMu.
Belum lagi hamparan planet di tata surya, yang hanya secuil dari galaksi Bima Sakti, bahkan Bima Sakti pun hanyalah satu galaksi dari banyaknya galaksi di alam semesta.

Begitu kecil diriku ini ya Allah...
Hanya satu dari milyaran nyawa manusia yang kau kehendaki hidup saat ini.

Apakah layak makhluk ini mempertanyakan kebesaranMu?
Apakah logika manusia layak menjadi sandaran teori untuk membuktikan keberadaanMu?
Apakah kedangkalan pikiran manusia dapat menjadi pembenaran atas ketidaktaatan terhadapNya?

Sudahlah, tidak perlu bertanya-tanya.
Mungkin Dia hanya menguji, sejauh mana kita akan percaya.
Mungkin itu yang dikatakan iman, rasa yakin dan percaya terhadap sesuatu yang tidak dapat diraba.
Mungkin ada hal yang tidak dapat dijawab dengan keterbatasan otak manusia.
Mungkin yang perlu kita lakukan hanya patuh & tunduk.
Karena belum saatnya pertanyaan itu bisa kita jawab.

Jumat, 20 Juni 2014

Cerita ngekost

Jadi anak rantau / anak kosan itu banyak banget ceritanya, suka dukanya, ya gitu deh.
Suka nya sih jadi lebih bebas. Kalo di rumah kan kita perlu izin sama orang tua buat pulang telat, secara pasti ngerepotin mereka dong kalo pulang telat. Orang rumah jadi nunggu buat bukain pintu, dsb. Yah tapi tau diri juga lah kalo ga ada kegiatan yg penting2 amat ngapain juga pulang di atas jam 8 malem :p
Suka nya lagi jadi lebih mandiri. Kita belajar ngatur kehidupan sendiri. Kapan kita makan, cuci piring, rapiin kamar, cuci setrika baju, nyetor ke londrian, belanja bulanan. Ya pokoknya uang yang dikasih sama ortu harus dipake baik2, jangan bablas nanti nombok pake tabungan sendiri kalo boros ;p
Duka yang paling berasa itu bukan pas keabisan duit. (Alhamdulillah orang tua mencukupi kebutuhan finansial aku). Tapi duka yang amat2 menyedihkan itu kalo lagi sakit. Terkapar sendirian di kasur, di petak kecil kamar, sambil sedih lemes. Kalo jadwal kuliah sibuk2nya, kosan suka kosong pada sibuk sendiri. Ya bener2 harus ngerawat diri sendiri, mulai dari beli makan, minum obat, dll. Your life is on your own hand. Haha. Beda banget kalo di rumah ada yang perhatian, bikinin teh manis, susu, ya pokoknya diurusin.
Kalo lagi homesick, bawaannya sediih gimana gitu. Apalagi masa awal2 ngekos, nangis sendirian gitu di kamar meratapi nasib harus bertahun2 tinggal tanpa keluarga. Bahkan mungkin abis lulus kuliah langsung nikah? *plak*
Duka2 yang lainnya sih ya ga dirasain sebagai duka, tapi sebagai cerita aja :D
Intinya kalo jadi anak kosan tuh bikin kita lebih berani, lebih mandiri, dan bebaaass. Haha.

Family story

*suatu hari di rumah*
Ian: Bu, ian mau pasang AC dong buat di kamar, panas...
Ibu: Bilang ke ayah dong
Ito: Ih kok ayuk (ian) doang yang dikasih AC di kamarnya. Ito juga mau dong.
Ani: Lah ani di kosan juga mau kulkas berarti... Curang amat
Ibu: Eh apaan sih ini barangnya belum ada udah sibuk ribut ribut aja?

.____.

Selasa, 10 Juni 2014

masa depan

Kadang suka sirik yaa sama orang yang berprestasi gitu... (dalam artian sirik yang positip :p)
Entah dia sukses wirausaha sampe bisnisnya branded/dikenal, IPnya selalu cumlaude, suka ke mancanegara exchange / lomba2, beasiswa ke luar negeri, yaa gitu deh.
Di kampus ini banyak banget orang-orang keren begitu...  sementara gw? melongo di kasur mainin HP wkwkwk. Kepengeeeen.
Udah umur 20tahun dan udah mau tingkat 4 gini jadi mikir banyak tentang hidup. Waktu gw lulus ntar, gw mau ngapain ya? Apa gw kerja aja? Atau lanjut S2? Atau lanjutin bisnis ortu? Atau wirausaha bangun sendiri? Atau langsung kawin? wkwkwk.
Yaah banyak opsi, kayaknya kalopun kerja gw gamau terus-terusan. Nanti kalo gw udah punya anak, terus anak gw lebih deket sama Bibi / Mbak yang kerja gitu? Dan gw juga ga mau bergantung di ketek suami (apa dah). Ya maksudnya, cari suami tajir supaya hidup makmur gitu. Pengennya sih sama suami ntar ya membangun bersama. Gw sih ngga mau hidup diajak susah. Sorry sorry aja, kalo hidup susah tapi membangun kesuksesan bersama baru mau :p
Bukan cari laki2 sukses, tapi cari laki2 yang potensial sukses! hahaha.
Pengen jadi wanita yang mandiri secara finansial, bisa bawa mobil sendiri di jalanan kota, belanja tanpa minta duit dari suami, ya pokoknya gitu deh.

Semangaaaat !

Sabtu, 07 Juni 2014

Kenapa ya?

Heard it from a friend in a boring class:
"Kenapa ya Ni rasanya beda banget. Kalo orang yang kita suka ngesms tuh seneng. Tapi kalo orang yang kita ga suka malah risih.
Padahal ngomonginnya juga hal yang sama, seringnya malah ngomongin yang ngga penting."

Hahaha -___-

Minggu, 11 Mei 2014

I'm not afraid

I'm not afraid of rejection, I'm already used to it.
I'm not afraid of failures, I know it's gonna be really hard.
I'm not afraid of conflicts, I know I can't always make people happy.
I'm not afraid of losing, I have to face it no matter what.
I'm not afraid of disappointments, I know people can't always make me happy too.
I'm not afraid of sad endings, because my life isn't a fairytale.

I have to stand up, with or without the way I planned.
I have to lift my head, my life must go on.
I have to look tough in front of them, eventhough actually I'm fragile and weak.
I already understand that life won't always go my way.

I think that Kelly Clarkson's song is quite true, what doesn't kill you makes you stronger :)

Kamis, 08 Mei 2014

Untuk seorang teman lama

Jika kau katakan hatimu sakit karena aku... maaf. Hanya satu kata itu yamg akan kusampaikan. Tak akan aku berlutut dan mengiba lagi untuk meminta maafmu.

Karena sekarang aku pun ingin bercerita tentang kau.
Taukah teman? Hatiku juga sakit.
Aku benar-benar menerima keadaanmu apa adanya. Engkau yang selalu susah kuhubungi, selalu menghindar, selalu ada saja alasan yang kau punya, itu pun aku terima.
Komentarmu yang kadangkala sinis, menggores hatiku, itu pun aku terima.
Ingat waktu itu? Kau membocorkan rahasiaku tentang rasa sukaku pada seseorang. Sedih rasanya, kau orang yang aku percaya. Tapi rahasiaku kau anggap sampah dan lelucon. Itu pertama kalinya aku menceritakan perasaanku ke orang lain. Dan itu pun aku terima.
Aku tau kau tidak menganggapku sahabat. Beberapa kali aku mengatakan, "kau sahabatku kan?".
Namun pandanganmu mengerling dan raut wajahmu seakan menyangkalnya. Itu pun aku terima.
Aku rasa kau adalah orang baik.
Sudah kuduga saat kau tidak begitu antusias menyambut saudaraku yang bermain ke Bandung.
Kau yang tak antusias dan menolakku secara implisit saat kukatakan aku ingin berkunjung ke rumahmu dan menginap di sana suatu saat nanti.
Kau yang selalu bercerita tentang kakak kosanmu yang menjadi idola dan berprestasi.
Kau yang banyak bercerita tentang impianmu yang bertolak belakang dengan impianku.
Kau yang mengatakan secara tersirat bahwa akulah penyebab buruknya kondisi akademikmu.
Kau yang membuatku mengurangi waktuku bersama organisasi yang kujalani.
Kau yang selalu menjatuhkanku dengan komentar-komentarmu. Tak mungkin kutulis semuanya disini.
Sekarang aku mengerti, aku tidak dapat berharap kepada seseorang.

Terima kasih karena kau telah mengajariku untuk lebih kuat.
Terima kasih karena kau telah membuat aku membuka mataku.
Mungkin lebih baik seperti ini, tak perlu aku memaksa untuk dapat diterima olehmu... walau sakit rasanya, seperti telah menghabiskan waktu dan rasa tulusku pada orang yang salah.

-ani
seseorang yang pernah menjadi teman baikmu